The Animal Farm, Sebuah Novel Sebuah Satire

Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah buku. Tepatnya sebuah novel. Buku itu sebenarnya sudah tiga kali saya baca. Namun entah mengapa saya tak pernah bosan membacanya. Sebuah novel karya sastrawan Inggris kelahiran India: George Orwell, berjudul The Animal Farm.

Novel ini merupakan parodi atau satir kehidupan manusia beberapa abad lampau yang bercerita tentang penindasan manusia terhadap kehidupan binatang di sebuah tanah pertanian di Inggris. Pokok cerita adalah pemberontakan para binatang melawan kezaliman pemilik peternakan Manor, Tuan Jones.

Mula-mula semuanya berjalan tenang. Mereka bekerja sekuat tenaga sesuai keinginan Tuan Jones.

Semuanya berubah setelah seekor babi paling di hormati, si Mayor Tua meninggal dunia. Sebelum meninggal ia sempat menyampaikan pidato yang sangat menggungah hati yang kelak akan meruntuhkan sendi-sendi pemikiran seluruh hewan yang tinggal dalam peternakan itu.

“Kawan-kawan” teriak Mayor Tua, “Sudah jelas bahwa sumber kesengsaraan hidup kita tak lain adalah tirani manusia. Maka hanya dengan menyingkirkan manusia-lah kita bisa menikmati hasil keringat kita. Hanya dengan menyingkirkan manusia-lah kita menjadi merdeka”

Peternakan itu kemudian melakukan pemberontakan yang ternyata berhasil dengan gemilang.  Seekor babi yang agak cerdas tapi culas lantas menjadi pemimpin mereka. Dialah si Napoleon yang kelak menjadi raja yang zalim dan sewenang-wenang.

Pada mulanya kepemimpinan Napoleon mendapat sokongan yang kuat lantaran dekrtinya yang terkenal : Semua binatang sederajat. Namun dalam perjalanannya kemudian, dekrit itu terasa mengekang kebebasan Napoleon untuk menjadi tiran. Maka dengan diam-diam dekrit itu kemudian diubah sehingga berbunyi: Semua binatang sederajat, tapi beberapa lebih tinggi derajatnya dibanding yang lain”

Dengan itulah kemudian si Napoleon berkuasa hampir tanpa batas. Dengan itu pula ia membantai kawan-kawan seperjuangannya seperti  Snowball dan si Bokser, seekor kuda yang kuat, setia tapi dungu.  Dan kekejaman Napoleon akhirnya mencapai puncaknya dengan menjalin kerjasama kembali dengan manusia, makhluk yang semula dianggap sebagai musuh abadi para bianatang di peternakan itu.

Tinggalkan komentar